Jangan Mengumbar Aib Orang Lain, Ini Dia Cara Cerdas Menjaga Aib Diri Sendiri

Jangan Mengumbar Aib Orang Lain, Ini Dia Cara Cerdas Menjaga Aib Diri Sendiri
cara cerdas menjaga aib diri sendiri



Santri asyik - Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal, selalu saja ada kekurangan. Boleh jadi ada yang indah dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara.



Bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinggung. Kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain. Seperti itulah realita yang ada dalam tiap personal ciptaan-Nya.



Namun meskipun setiap insan pasti dihiasi dengan kelemahan dan kekurangan, namun sangat tidak dianjurkan jika kita menyebarkan aib seseorang yang terangkai dari beberapa kelemahan dan kekurangannya tersebut.




Jangan Mengumbar Aib Orang Lain, Ini Dia Cara Cerdas Menjaga Aib Diri Sendiri




Alangkah baiknya kita memperbaiki diri kita sendiri daripada membicarakan aib atau privasi orang lain.


Yang demikian agar aib kita sendiri tidak dibuka dan disebarkan oleh orang lain.  Imam Malik Al-I’lan bit-Taubikh As-Sakhawy dalam kitab Athayib Al Jana mengungkapkan:

أدركت بهذا البلدة –يعني المدينة- أقواما ليس لهم عيوب فعابوا الناس فصارت لهم عيوب وأدركت بهذا البلدة أقواما كانت لهم عيوب فسكتوا عن عيوب الناس فنسيت عيوبهم

“Kutemukan di negeri ini (Madinah) orang-orang yang dulunya tak memiliki aib tetapi gegara menghina keaiban/kesalahan orang lain akhirnya Allah tampakkan keaiban mereka. Kutemukan juga orang-orang yang dulunya memiliki aib, tetap mereka tak membicarakan aib orang lain, akhirnya orang-orang melupakan keaiban mereka.”



Dengan demikian dapat diambil benang merahnya jika cara cerdas agar aib kita aman dan tidak tersebar adalah dengan tidak menyebarkan aib orang lain.



Yang harus kita ingat agar kita tidak membicarakan aib orang lain adalah mungkin saja ini ujian yang Allah SWT berikan kepada orang itu sehingga Allah SWT tampakan kesalahan dan aib orang tersebut agar bisa menjadi ujian juga bagi kita dengan harapan kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang tampak dari aib itu.




Dengan demikian kita semestinya menutup aib tersebut sehingga Allah SWT akan memberi jaminan bahwa aib kita akan ditutup pula baik di dunia maupun di akhirat.



Ketahuilah jika kita ingin menjaga aib kita, maka kita pun harus menjaga aib orang lain pula.



Tentunya kita tidak ingin jika ada seseorang membicarakan aib kita, oleh karena itu sebisa mungkin kita tidak membicarakan dan menyebarkan aib orang lain.


Karena sesungguhnya Allah SWT akan menjaga aib seseorang apabila orang tersebut menjaga aib orang lain. Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda:

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.”
(HR. At Tirmidzi)


Wallahu'Alam jendela dakwah

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel