SANTRIMANDIRI.NET - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan kunjungan bersejarah ke Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Haramain Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, pada hari Jumat (26/4/2024).
Dalam kunjungannya, Sandiaga merespons dengan penuh antusiasme terhadap inovasi produk bumbu rempah khas Lombok yang diciptakan oleh para santri.
Tiba di Ponpes, Sandiaga disambut dengan iringan musik rebana yang disajikan oleh para santri. Pimpinan Ponpes Nurul Haramain NWDI, TGH Hasanain Juaini, menyambut kedatangannya dengan harapan bahwa kehadiran Sandiaga akan memberikan motivasi kepada santri untuk terus berkreasi.
"Harapannya, para santri dapat menjawab tantangan zaman dengan keberanian dan kreativitas, tanpa rasa takut terhadap masa depan," ujar Hasanain.
Salah satu inovasi yang menonjol adalah produksi bumbu rempah yang menggunakan daun salam sebagai bahan utamanya. Inovasi ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dan diakui memiliki nilai tambah karena daun salam merupakan bahan penting dalam masakan khas Lombok, memberikan cita rasa yang unik.
"Tanpa kehadiran daun salam, masakan khas Lombok tidak akan memiliki kelezatan yang sesungguhnya. Hal ini menjadikan bumbu rempah dari daun salam sebagai salah satu komoditas unggulan dalam ekonomi kreatif kita," jelas Hasanain.
Sandiaga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kreativitas para santri tersebut, sambil menekankan pentingnya generasi muda yang kreatif dalam era digitalisasi.
"Dengan 275 juta warga Indonesia yang telah terhubung secara digital, kita memiliki potensi besar untuk memanfaatkan era digital ini guna memajukan Indonesia menuju kesejahteraan yang adil," ujar Sandiaga.
Sandiaga menegaskan bahwa semua santri di Indonesia harus memiliki visi dan misi untuk terus menciptakan inovasi demi kemajuan bangsa. Dia juga mengungkapkan contoh sukses dari individu seperti Kang Dery Sudarisman dan Mas Tatas Bagus Tiandi, pendiri Teman Baik, yang telah berhasil menciptakan peluang dan lapangan kerja baru.
Ponpes Nurul Haramain, kata Sandiaga, memiliki sejarah panjang dalam menciptakan terobosan ekonomi kreatif dan transformasi digital yang berdaya saing.
"Kami berharap Ponpes Nurul Haramain tidak hanya menjadi tempat untuk belajar, tetapi juga menjadi basis yang mampu menciptakan lapangan kerja melalui produk-produk kreatif seperti seni kaligrafi dan produk pangan yang telah diekspor ke luar negeri," tambahnya.
Sandiaga juga menyoroti potensi lahan seluas 7,5 hektar yang dimiliki oleh Ponpes Nurul Haramain, yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk pangan.
"Ini merupakan kesempatan besar yang harus didorong oleh pemerintah agar dapat memberikan fasilitas yang memadai," tegasnya.
Artikel Santri Santri Digital