Keistimewaan Bacaan Lirik Sholawat Nariyah Latin, Arab dan Artinya

Keistimewaan Bacaan Lirik Sholawat Nariyah Latin, Arab dan Artinya
lirik sholawat nariyah

Santri Mandiri - Sholawat Nariyah adalah sholawat yang meminta permohonan kepada Allah SWT. supaya diberikan keberkahan serta kemuliaan kepada Nabi Kita Muhammad SAW. berserta keluarganya juga para sahabatnya. Para ulama berfatwa bahwa ketika kita berdoa, lalu didepan doa atau diawal doa kita diawali dengan sholawat maka doa kita Insyaa Allah akan langsung naik kelangit atau diterima Allah SWT.


Terdapat di Al-Qur'an didalam Surah Al-Ahzab Ayat 56 bahwasanya sholawat itu sebagai tanda cinta kita kepada baginda Rasulullah SAW. Membaca sholawat juga merupakan perintah Allah SWT. kepada orang-orang yang beriman, dikarenakan Allah SWT. dan para malaikatnya juga melakukan hal tersebut.


Banyak sekali sholawat yang kita panjatkan untuk nabi, nah salah satunya yaitu Sholawat Nariyah. Sholawat Nariyah merupakan salah satu dari sekian banyak sholawat nabi.


Siapakah yang Menyusun Sholawat Nariyah?


Sebagian kalangan mempertanyakan menurut mereka sholawat nariyah itu tidak diketahui pengarangnya. Pakar Aswaja NUCenter Jawa Timur yang pada saat itu adalah KH Ma’ruf Khozin mengatakan bahwa jika beralasan karena ketidakjelasan siapa pengarangnya, maka Mufti Mesir, Syaikh Ali Jumah digelari Allamah Ad-Dunya, mendapat sanad sempurna dari gurunya yaitu Syaikh Abdullah al-Ghummar, beliau menurut Ma’ruf, ialah seorang ahli hadits dari Maroko, yang sampai kepada muallif (pengarang) Shalawat Nariyah Syaikh Ahmad At-Tazi al-Maghribi, Maroko.


"Salah satu sholawat yang paling mustajab yaitu sholawat Tafrijiyah Qurthubiyah yang biasanya orang maroko menyebutnya dengan Sholawat Nariyah.


Lalu kenapa namanya itu sholawat nariyah?


Sholawat Nariyah ada kalangan alergi dengan ‘nar’ yang memang populer dengan sebutan Nariyah. Sebagian orang menganggap bahwa makna ‘nar’ adalah neraka, ‘iyah’ adalah pengikut, yang disimpulkan‘pengamal nariyah’ adalah pengikut ahli neraka.


hal itu sangat tidak tepat, terdapat dalam surah Thaha: 10 :


إِذْ رَأَىٰ نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى

“Ketika ia (Musa) melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". (Thaha: 10)


Sebelum kita lebih lanjut mari kita simak terlebih dahulu sejarah dari sholawat nariyah :

Sejarah Sholawat Nariyah


Syaikh Abdullah al-Ghummari, penamaan dengan Nariyah karena terjadi tashif atau perubahan dari kata yang sebenarnya taziyah.

Sebab keduanya memiliki kemiripan dalam tulisan Arab, yaitu النارية dan التازية yang berbeda pada titik huruf. Di Maroko sendiri shalawat ini dikenal dengan shalawat Taziyah, sesuai nama kota pengarangnya.


Sementara dalam kitab Khazinatul Asrar, karya Syaikh Muhammad Haqqi Afandi An-Nazili, sebuah kitab yang banyak memuat ilmu tasawuf dan tarekat.Disebutkan bahwa Syaikh Al-Qurthubi menamai shalawat ini dengan nama Shalawat Tafrijiyah, yang diambil dari teks yang terdapat di dalamnya yaitu (تنفرج).


Demikian halnya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani menyebut dengan nama shalawat At-Tafrijiyah dalam kitabnya Afdlal ash-Shalawat ala Sayidi as-Sadat pada urutan ke 63.



Bacaan Sholawat Nariyah

Download Text Bacaan Sholawat Nariyah



بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِـــــــيْمِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَ سَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَ تَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَ تُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَ حُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَ يُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَ عَلىٰ آلِهِ وِ صَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaaman. Taman ‘ala sayyidina Muhammadi lladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu. Wa tuqdhobihil hawaaiju wa tunna lu bihiro ‘ibu wa husnul khotima wa yustaqol ghomawu biwajhihil kariim wa ‘ala aalihi washohbihi fii kulli lamhatin wa hafasim bi’adadi kulli ma’lu mi laka ya robbal ‘aalamiin.


“Ya Allah, berikanlah Shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Beliau Baginda Nabi kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang engkau miliki“.


Bagaimana Keutamaan Sholawat Nariyah?


Menurut Syaikh Yusuf an Nabhany mengutip ar Raghib bahwa as shalat menurut bahasa ialah doa, istighfar, rahmat, pemuliaan, dan pujian, pemberkahan dan pemuliaan. Shalat maktubah dinamai shalat karena di dalamnya terkandung doa dan istighfar. Terdapat dalam an Nabhany, Sa’adatud Daraini Jika dari Allah maknanya adalah tazkiyyah (pembersihan), jika dari dari malaikat adalah istighfar dan jika berasal dari manusia maknanya adalah doa. Dengan demikian membaca shalawat adalah bagian dari tahiyyah (penghormatan).


وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا


“...Maka lakukanlah penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah penghormatan itu...”.



Doa dengan rahmat dari Nabi Muhammad ini disebut juga syafa’at. Sementara makna at Taslim menurut bahasa adalah do’a untuk keselamatan dari segala bencana, kekurangan dan penyakit.


Bagaimana Keutamaan dan Kedudukan Sholawat


Jumhur ulama menyatakan bahwa bershalawat adalah sebentuk ibadah dan qurbah, seperti halnya dzikir, tasbih dan tahmid, dan merupakan kewajiban sekali seumur hidup, serta kesunnahan di setiap saat dan seyogyanya memperbanyaknya.


Al Allamah Abus Su’ud menambahkan, bahwa bershalawat kepada selain Nabi adalah boleh jika sebelumnya didahului shalawat pada nabi. Misalnya dikatakan, Allahumma shalli ala Muhammad wa Alihi . Jika bershalawat secara istiqlal (secara mandiri) kepada selain nabi adalah makruh. Namun Syekh as Sakhawy dalam al Qaul al Badi’ fi as Shalat ‘ala al Habib as Syafi’ mengutip Abul Yumni bin ‘Asakir dengan menyandarkan kepada Imam al Bukhari menyatakan bahwa membaca shalawat kepada selain Nabi adalah boleh secara mutlak.


terdapat dalam surah (Attaubah: 103) :

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”


Bagaimana Jika Menambahkan Sayyidina didalam sholawat?


Syaikh Ibrahim al Bajuri dan Syaikh Ibn Abdis Salam memilih pendapat bahwa menambahkan sayyidina itu lebih utama. Para ulama sepakat atas kebolehan menambah lafad sayyidina sebelum Muhammad. Karena hal ini adalah bagian dari etika kepada Nabi, dan berpijak pada kaidah bahwa menjaga etika itu lebih utama daripada mengerjakan perintah, Mura’atul Adab afdhalu minal imtitsal. Tentang kaidah ini, terdapat dua hadis yang mendukungnya.


Apakah Sholawat Terdapat Pembagian?



Sholawat terdapat 2, menurut garis besarnya :

Pertama
shalawat ma’tsurat

yaitu yang disusun oleh Nabi Muhammad sendiri, baik redaksi, cara membaca, waktu serta fadhilahnya.



Kedua
ghairu ma’tsurat

yaitu yang disusun oleh selain Nabi, antara lain para sahabat, tabiin dan para ulama, misalnya shalawat Nariyah, Munjiyah, Thibbil Qulub, al-Fatih.



Kembali lagi dalam keutamaan membaca sholawat nariyah. Syekh ad Daynury menyatakan bahwa jika shalawat ini dibaca 11 kali setelah shalat maktubah secara rutin, maka akan dilancarkan rezekinya dan mendapat kehormatan yang baik dalam pergaulan di masyarakat. Menurut ulama Maroko, disebut Shalawat Nariyah (berbangsa api), karena banyak orang yang membacanya sebanyak 4.444x.



Senada, Syekh Muhammad at Tunisy menyatakan bahwa barangsiapa membaca shalawat ini setiap hari sejumlah 11 kali, maka Allah akan menurunkan rezekinya dari langit dan mengikutkan rezekinya dari belakang.



Sementara itu Syekh al Qurthuby berkata, “Bila dibaca 4.444 kali dalam satu majlis (sekali duduk), maka akan ditunaikan hajatnya yang besar dan dibebaskan dari musibah yang sangat membahayakan. Demikian pula hitungan yang sama disebutkan Syekh Ibnu Hajar al-Asqalany.



Sebelum membaca shalawat nariyah hendaknya menghadiahkan surat Fatihah kepada Nabi Muhammad, dan para sahabat beliau, para wali dan ulama, dan kepada penyusun shalawat ini, yaitu Syekh Abdul Wahhab at-Tazy. Sebaiknya shalawat ini dibaca secara dawam (terus menerus dengan tanpa disisipi hal lain pada suatu amalan) dengan disertai etika antara lain adalah suci dari hadats dan najis, dan tidak diselingi berbicara dengan orang lain.



Wallahu a'alam





#Tag

Keistimwaan Bacaan Sholawat Nariyah

Bacaan Lirik Sholawat Nariyah

Sholawat Nariyah Latin, Arab dan Artinya

Penjelasan Sholawat Nariyah

Sholawat nariyah tulisan arab

Sholawat nariyah latin

download lagu sholawat nariyah

lagu sholawat nariyah
Arti dari sholawat nariyah
Text sholawat nariyah
Manfaat Sholawat nariyah
Sholawat nariyah adalah


jendela dakwah lirik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel