Mau Beramal Tapi Suka Pelit dan Royal

Mau Beramal Tapi Suka Pelit dan Royal
ikhlas



Santri Mandiri - Setiap orang pasti ingin bersedekah, namun ketika kita ingin bersedekah pasti akan ada rasa royal (nyah nyoh). Dan ada juga yang ketika ingin bersedekah suka malas untuk memberikan sebagian hartanya. Mungkin karena kendala hutang atau yang lainnya. Dalam hal ini kita harus mengambil sikap tengah.



Dalam beramal ataupun bersedekah sebaiknya melakukan dengan sikap tengah, tidak terlalu ektrem ke kiri ataupun ekstrem ke kanan. Jika sikap ekstrem ke kanan yaitu sikap yang terlalu bermurah hati dan ekstrem ke kiri yaitu sikap pelit.






Apa yang dimaksud dengan sikap tengah?


Seperti yang telah disingguh diatas. Sikap tengah yaitu sikap yang tidak memihak antara yang kiri atau yang kanan. Karena keduanya tidak baik dalam pandangan islam. Islam mengajarkan kepada kita untuk mengambil sikap tengah yaitu sikap moderat (tawasuth).


Sebagai mana hadits riwayat Ibn As-Sam'ani:

خَیْرُ اْلأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
Artinya:“Sebaik-baik perkara adalah sikap tengah.” (HR. Ibn As-Sam’ani)




Ekstrem Kiri


Ekstrem Kiri ialah sikap bermurah hati. Lalu apa yang dimaksud bermurah hati? Kita bisa mengambil contoh. Misalkan kamu mempunyai seorang anak. Setiap anak sekolah pasti ingin mempunyai uang saku.


Nah kebutuhan anak kamu biasanya hanya membelanjakan uang sakunya sebesar 10.000perhari. Tetapi kamu memberikan uang kepada anak kamu sebesar 20.000perhari. Berarti tersisa 10.000.


Kemudian sisa itu dibelanjakan oleh anak kamu dengan membeli barang yang tidak ia butuhkan (foya-foya).


Sikap ini menunjukkan suatu pemborosan dan kurangnya kebijakan dalam membelanjakan hartanya.




Ekstrem Kanan


Ekstrem kanan ialah sikap pelit. Sebagai contoh: ketika kamu sedang memakan jajan. Kemudian teman disampingmu tidak mempunyai uang untuk jajan, Nah ketika itu kamu mempunyai jajan lebih.


Ketika anak yang duduk disampingmu meminta kepadamu sebagian jajanan yang kamu miliki. Tetapi kamu enggan untuk memberikannya. Maka itu adalah sifat pelit yang harus dihilangkan didalam diri kamu.




Mengambil sikap tengah


Sebagaimana dinasihatkan oleh Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya berjudul Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 77 ) sebagai berikut:


وقد أرشد الله تبارك وتعالى إلى الاقتصاد والتوسط قي الإنفاق الذي هو من أحسن الأفعال والأخلاق بقوله تعالى: " وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا." وقوله تعالى :" وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا.

Artinya, “Allah subhanu wa ta’ala telah menyerukan kita agar bersahaja dan mengambil jalan tengah dalam berinfaq yang pada dasarnya merupakan sebaik-baik perbuatan dan akhlak dengan firman-Nya,’Jangan biarkan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula kau ulurkan sejauh-jauhnya sehingga kau jadi tercela penuh penyesalan. (QS al-Isra: 29) dan firman Allah yang lain: ‘Orang-orang yang bila memberi sumbangan tiada berlebih-lebihan dan tiada pula kikir, tapi bersikap antara keduanya’,”(QS al-Furqan: 67).



4 Sikap hindari sifat pelit dan royal dalam beramal





1. Tidak memberikan jumlah yang besar


Terkait dalam sedekah dan juga infaq, sikap yang harus dan yang terbaik untuk dilakukan adalah sikap tidak memberikan sebagian hartamu terlalu berlebihan atau terlalu banyak, dan tidak terlalu kurang ataupun minimal.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”




2. Hindari sifat bakhil (terlalu irit dan pelit)


Sebisa mungkin untuk menghindari sifat negatif yaitu pelit atau bakhil. Dalam bersedekah baik dari segi jumlah yang terlalu kecil maupun frekwensinya yang terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan dampak buruk ke dalam maupun keluar merupakan hal yang dilarang.




3. Bijak untuk membelanjakan sebagian hartanya


وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا.


Artinya: “Orang-orang yang bila memberi sumbangan tiada berlebih-lebihan dan tiada pula kikir, tapi bersikap antara keduanya’,” (QS al-Furqan:67). Ibnu Katsir mengaitkan Ayat 29 dari Surat al-Isra’ dan Ayat 67 dari Surat Al-Furqon di atas sebagai ketegasan bahwa dalam membelanjakan harta hendaknya kita tidak terlalu pelit tetapi sekaligus juga tidak terlalu boros. Hendaklah kita mengambil sikap moderat, yakni antara pelit dan boros sehingga dicapai keseimbangan secara ekonomi.



4. Hindari sikap bermurah hati(berlebih-lebihan)


وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

Artinya: “Jangan pula kau ulurkan sejauh-jauhnya sehingga kau jadi tercela penuh penyesalan” (QS al-Isra’:29).


Ibnu Katsir menafsirkan penggalan ayat tersebut sebagai larangan bersikap berlebih-lebihan atau boros dalam membelanjakan harta yang dimiliki. jendela dakwah

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel