Kompas Arah Kiblat Cara Penunjuk Menentukan Sholat Online

 Kompas Arah Kiblat Cara Penunjuk Menentukan Sholat Online

SANTRI MANDIRI.NET --- Sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada Alquran dalam melaksanakan ibadah sholat yangdi haruskan untuk menghadap ke arah kiblat. 

Kompas Arah Kiblat Cara Penunjuk Menentukan Sholat Online

Maka salah satu hal untuk mendapatkan petunjuk tersebut adalah di butuhkannya sebuah alat yang mampu mendeteksinya.

Seperti salah satunya dengan menggunakan kompas arah kiblat yang kini keberadaannya mudah dan gampang sekali karena sudah tersedia di beberapa media canggih seperti hp dan gadget lainnya. 

Sesuai dengan aplikasi yang dibuat, maka penggunaannya itu adalha alternatif terbaik bagi umat islam.

Bahkan manfaat dasar dari penggunaan alat ini selain untuk mengetahui waktu, arah dan juga jadwal sholat.

Secara pelaksanaannya itu bisa lebih dipastikan berapa derajat mata angin angin yang mengarah kepada kiblat tersebut. 

Sehingga dengan menggunakan alat compass pencari arah iblat di indonesia pada khususnya bisa berpengaruh pada pelaksanaan ibadah sholat itu sendiri. 

Sebab ini sudah menjadi ketentuan dari syarat sah sholat, dalam artian jika tidak menghadap ke arah kiblat maka sholatnya itu hukumnya tidak sah.

Untuk itulah pengoptimalan sebuah media untuk lebih mengetahui kepastian dari melihat arah tersebut sangatlah besar kontribusi dan manfaatnya. 

Apalagi sekarang sudah tersedia beberapa gps google net untuk hp yang tentunya bisa jauh memudahkan untuk menentukan arah kiblat yang di maksud sesuai dengan letak sebuah daerah seperti kota besar di nusantara.

Salah satunya surabaya, baik bagi yang timur atau barat dari kota mekkah maupun dari arah sebaliknya, semuanya itu bisa di gunakan secara manual dan otomatis oleh siapa saja sebagai aplikasi khusus yang bisa di gunakan umat islam di rumah.

Sebuah ketentuan dari pencarian untuk mengetahui dan menetukan ainul ka’bah sebagai qiblatnya umat islam terutama untuk melaksanakan ibadah sholat ini adalah bagian terpenting dari segi pelaksanaan dan pengamalannya. 

Sebab sudah di syariatkan dan di perintahkan, mengarah kiblat pada waktu sholat itu adalah termasuk pada syarat syah sholat, dalam artian jika tidak menghadap ke arah kiblat yang di maksud maka secara hukum sholatnya itu tidak syah.

Sebagaimana yang banyak dijelaskan dan di terangkan dalam rujukan sumber Al-quran dan Al hadits. 

Adapun dalil yang mengharuskan dalam pelaksanaan ibadah sholat itu harus mengarah kiblat diantaranya :

1. Surat al-Baqarah ayat 144 :

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Artinya: “Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.”

2. Nabi SAW berkata kepada orang yang beliau ajari bagaimana cara shalat:

اِذَا قُمْتَ اِلَى الصَّلاَتِ فَاَسْبِغِ الْوُضُوْءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِِ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ

Artinya : ” Apabila kamu hendak shalat, maka berwudhu’lah dengan sempurna, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah.

Al-Bukhari (390), dan Muslim (25) telah meriwayatkan dari al-Barta’bin ‘Azib RA, dia berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَََلَّى نَحْوَبَيْتِ الْمَقْدِسِِ سِتَّةَ عَشَرَاَوْسَبْعَةَ عَشَرَشَهْرً، وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ اَنْ يُوَجَهَ نَحْوَالْكَعْبَةِ، فَاَنْزَلَ اللهُ: قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاءِ، فَتَوَجَّهَ نَحْوَالْكَعْبَةِ

Artinya : “Pernah Rasulullah SAW shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Sedang Rasulullah SAW menginginkan disuruh menghadap ke Ka’bah. Maka, Allah pun menurunkan “Sesungguhnya kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit……”Oleh karena itu, beliau pun menghadap ke Ka’bah. 

Hujjah/Pendapat Syafi’iyyah dan Hanabilah

Kalangan Syafi’iyyah dan Hanabilah berpendapat yaitu tentang kewajiban menghadap ‘ainu al-ka’bah dengan berdasarkan dalil al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 144.

Ayat ini mengandung pengertian menurut mereka adalah asy-syathru dimaksudkan arah yang tepat (al-jihhah al-muhadziyyah) bagi orang yang sedang sholat sehingga penghadapan ‘ainu al-Ka’bah adalah wajib. 

Selanjutnya berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Usamah Ibn Zaid RA bahwa ia berkata :

لَمَّادَخَلَ النَّبِىُّ- صلىالله عليه وسلم الْبَيْتَ دَعَافِى نَوَاحِيهِ كُلِّهَا،وَلَمْ يُصَلِّ حَتَّى خَرَجَ مِنْهُ،فَلَمَّاخَرَجَ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِى قُبُلِ الْكَعْبَةِوَقَالَ« هَذِهِ الْقِبْلَةُ» .

Artinya: “Pada saat Nabi Saw memasuki Baitullah Beliau memanggil semua penduduknya dan Beliau tidak sholat sampai Beliau memasukinya. Maka pada saat Beliau masuk, Beliau sholat dua raka’at di depannya Ka’bah kemudian berkata : ini adalah kiblat”

Hadits ini memberi pengertian kiblat hanya mempunyai pengertian yaitu ‘ainu al-ka’bah.

Selanjutnya yaitu berdasarkan qiyas bahwasannya Rasulullah dalam hal mengagungkan Ka’bah adalah suatu perkara yang datangnya secara mutawatir .

Sedangkan sholat adalah paling agung-agungnya syi’ar-syi’ar agama, sehingga penetapan kesahan sholat untuk menghadap ‘ainu al-Ka’bah adalah suatu keniscayaan. 

Mereka juga berpendapat adanya Ka’bah sebagai kiblat adalah perkara yang dipastikan (maqtu’un bihi) dan adanya kiblat selain Ka’bah adalah perkara yang masih diragukan (masykukun fihi), dan berfikir untuk berhati-hati (ihtiyath) di dalam sholat adalam suatu kewajiban.

Oleh karena itu penetapan kesahan sholat untuk menghadap ‘ainu al-Ka’bah adalah wajib. 

Mereka juga berpendapat bagi orang yang bisa melihat ka’bah maka wajib baginya untuk menghadap tepat (ishabah) kepada ‘ainu al-Ka’bah dan bagi orang yang tidak bisa melihat langsung (ghaib) maka wajib baginya untuk menyakini ketepatan (qashdu al-ishabah) dan disertai menghadap ke Ka’bah.

Walhasil kalangan Syafi’iyyah dan Hambali berpendapat bagi orang yang bisa melihat ka’bah maka wajib baginya untuk menghadap tepat (ishabah) kepada ‘ainu al-Ka’bah. 

Sedangkan bagi orang yang tidak bisa melihat langsung (ghaib) maka wajib baginya untuk menyakini ketepatan (qashdu al-ishabah) dan disertai menghadap ke Ka’bah.

Hujjah/Pendapat Hanafiyyah dan Malikiyyah

Berbeda dengan kalangan Syafi’iyyah dan Hanabilah, Hanafiyyah dan Malikiyyah berpendapat bahwa kewajiban dalam sholat adalah menghadap arahnya Ka’bah bagi orang yang tidak melihatnya, berbeda ketika orang tersebut melihat Ka’bah.

Maka mereka sepakat bahwa orang yang seperti ini harus menghadap tepat (ishabah) kepada ‘ainu al-Ka’bah. 

Sedangkan orang yang tidak bisa melihat langsung (ghaib) hanya cukup menghadap ke arah Ka’bah. Mereka bertendensi kepada dalil al-Qur’an, hadits, ‘amalu al-shahabat, dan rasionalitas.

Pertama al-Qur’an, secara dhahir firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 144 tidak tertulis syathra al-ka’bah sehingga seseorang yang menghadap daerah sekitar Masjidil Haram telah melaksanakan perintah.

Dalam hal ini sama halnya ketika ia menghadap tepat (ishabah) ‘ainu al-ka’bah atau tidak.

Kedua hadits Nabi Saw diantaranya :

مابين المشرك والمغرب قبلة

Artinya : “Di antara timur dan barat adalah kiblat”.

Dan hadits

الْبَيْتُ قِبْلَةٌلأَهْلِ الْمَسْجِدِ،وَالْمَسْجِدُقِبْلَةٌلأَهْلِ الْحَرَمِ،وَالْحَرَمُ قِبْلَةٌلأَهْلِ الأَرْضِ فِى مَشَارِقِهَاوَمَغَارِبِهَامِنْ أُمَّتِى

Artinya :”Baitullah adalah kiblat bagi ahli Masjidil Haram, dan Masjidil Haram kiblatnya para penduduk Tanah Haram, dan Tanah Haram adalah kiblatnya penduduk bumi mulai timur ke barat dari umatku.”

Walhasil Kalangan Malikiyyah dan Hanafiyyah berpendapat bahwa kewajiban dalam sholat adalah menghadap arahnya Ka’bah bagi orang yang tidak melihatnya.

Berbeda ketika orang tersebut melihat Ka’bah maka mereka sepakat bahwa orang yang seperti ini harus menghadap tepat (ishabah) kepada ‘ainu al-Ka’bah sedangkan orang yang tidak bisa melihat langsung (ghaib) hanya cukup menghadap ke arah Ka’bah.

Cara Menentukan Arah Kiblat Secara Manual Dengan Kompas

1. Kompas mesti berada di bidang datar. Apabila jarum kompas menunjuk ke arah yang sesuai medan magnet, maka tarik garis searah utara serta selatan.

2. Selanjutnya buatlah garis tegak lurus memotong garis utara serta selatan, di mana garis tersebut menunjukkan arah barat hingga timur. Apabila arah barat sudah diketahui maka buatlah garis sesuai nilai perhitungan arah kiblat sesuai dengan deklarasi magnetik, sebab sistem kerja kompas ialah gaya gravitasi bumi dan medan magnet.

Dari cara seperti tadi nampaknya menentukan arah kiblat menggunakan kompas biasa masih terlalu rumit. 

Sehingga anda mesti memakai kompas yang fungsi utamanya ialah untuk menentukan arah kiblat. 

Terdapat satu jenis kompas berspesifikasi khusus untuk menentukan arah kiblat yaitu Kompas Arah kiblat.

Cara Mengetahui Arah Kiblat Secara Manual Dari Rumah

1. Dengan mengetahui lokasi rumah terhadap posisi Ka’bah

2. Memanfaatkan posisi matahari

3. Menggunakan jam matahari

4. Menggunakan jam tangan

5. Menggunakan kompas

6. Menggunakan teknologi aplikasi arah kiblat

Aplikasi penunjuk Arah Kiblat Secara Online 

1. Find Qibla Pro

2. Islamic Compass Qibladirection

3. Visual Qiblah

4. Muslim Pro: Waktu Sholat Quran

5. Kompas Arah Kiblat & Sholat

6. Arah Kiblat

7. Kiblat Visual

8. Cari Arah Kiblat

9. 100% Kiblat & Sholat

11. Qibla Compass

Dari segi pengetahuan arah kiblat ini yang bisa di dapatkan dengan berbagai cara seperti yang disebutkan tadi ataupun dengan kompas arah kiblat cara penunjuk menentukan sholat online setidaknya bisa menentukan posisi kita saat akan sholat ketika akan menghadap ke arah kiblat.

Sholat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel